Minggu, 23 Mei 2010

Sketsa-Sketsa Kota Damaskus

(1)

dari sebuah kolong jalan layang kota Damaskus
kutatap kota yang terus merayapi lembah,
membungkus bukit Qasyun

batu-batu kota baru mengucap salam perpisahan
pada batu-batu kota tua yang menggelugur oleh usia
dan beradaban yang membuat mereka gerah pada farwa

(2)

di belakang, sebaris lelaki renta badui arab
menggulir tasbih lapuk nasib mereka
di hadapan, penjaja kupon undian berhadiah
nyalang tawarkan mimpi tentang nasib baru

(3)

dalam ketukan kuda gurun
pada belitan lempeng logam yang membebat
penjaja tammer hindi menggendong teko,
mempermainkan air dengan gelas yang dahaga
: kami berdagang dan diperdagangkan

(4)

dari leher bukit Qasyun
memandang hamparan kota

pada siang,
tanah bebatuan sewarna kopi susu
membentuk kardus tumpang-susun
serupa kandang merpati

pada malam,
karpet beludru pekat disulam beribu menara masjid
bermote kerlip lampu bagai rasi
menggores liuk imaji kaligrafi

dari leher bukit Qasyun
: Damaskus memandangi dirinya sendiri

Damaskus, 08.09 – Serpong, 09.09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar