arsenikum terus menggunung
pada lambung kekuasaan yang korup
: tapi tak mati-mati,
terus menunggangi garuda luka
dengan pecut terpilin rapi bahan bakunya
tongkat komando, pentung polisi dan palu hakim
: tokek tak mau ikut mati.
catatan sipil penuh kotak hitam yang beranak-pinak
lahir dengan tali pusar membebat kencang di kepala
kepalnya ke langit tak lepas sejak dalam rahim
: tak lupa dilupakan, tak mau dibuat lupa
roh para pejuang gentayangan
mencari jasad dalam kelam
: tak pernah mati.
Lawan !
Serpong, 09.09.09
de-miMASA
seseorang menilasi sejarahnya sendiri bersama buku harian bersawan// yang lembar-lembarnya penuh catatan// yang ditulis dengan pena tak berdawat// ia merinding membaca neraca utang - piutangnya pada sang cukong : kehidupan.
Rabu, 05 Juni 2013
Wajah Kita
* kepada kawan-kawan ef-be
yang kulihat di wajahmu
: wajahku sendiri
yang kukenang dalam sendiri
: wajah-wajah kita
wajah-wajah yang memenuhi
dinding-dinding ingatan
dan ruang sapa
demi masa
ada yang menunggu wajahmu
: berhadap-hadapan
Serpong, 06.09
yang kulihat di wajahmu
: wajahku sendiri
yang kukenang dalam sendiri
: wajah-wajah kita
wajah-wajah yang memenuhi
dinding-dinding ingatan
dan ruang sapa
demi masa
ada yang menunggu wajahmu
: berhadap-hadapan
Serpong, 06.09
Sapa 1
kepada : asia ramli prapanca
ikan asin dan telur asin bersekongkol di meja makan;
menyulap lapar jadi amarah.
huh!
Serpong, 28.07.09
ikan asin dan telur asin bersekongkol di meja makan;
menyulap lapar jadi amarah.
huh!
Serpong, 28.07.09
Sapa 2
* lagi, kepada: ram
jamur yang kau sapa pada betis adalah tetes jamur purba
dari selangka pengendara malam.
wahai.....
kembalikan kota pada masa kecilku
tempat aku mengeja malam dengan rotan
yang kau lecut dengan desahmu.
pagi tak dinanti lantaran bagi pelari berarti mati!
jazadku memanggul jazadmu membelah kota
kita mati di kota yang merayakannya dengan petasan cina
: kita mati yang tak mati-mati.
kita hidup dalam pusingan reinkarnasi
: berulang-ulang jadi jamur
Serpong, 07.09
jamur yang kau sapa pada betis adalah tetes jamur purba
dari selangka pengendara malam.
wahai.....
kembalikan kota pada masa kecilku
tempat aku mengeja malam dengan rotan
yang kau lecut dengan desahmu.
pagi tak dinanti lantaran bagi pelari berarti mati!
jazadku memanggul jazadmu membelah kota
kita mati di kota yang merayakannya dengan petasan cina
: kita mati yang tak mati-mati.
kita hidup dalam pusingan reinkarnasi
: berulang-ulang jadi jamur
Serpong, 07.09
Jejak
sedang apa kau pagi ini?
aku membuka riwayat percakapan kita pagi ini
dan kutemukan jejak waktu saat kita saling menunggu
saat jiwa kita berburu tubuh di belantara rindu
kalau kau punya waktu, bukalah juga riwayat itu
lihatlah betapa indahnya melihat kita berdua telanjang
melenguh bersahutan di simpang gamang
pagi ini pasti berujung senja
saat melihat matahari dipeluk ufuk
seperti melihat kita takluk ditekuk nasib
sedang apa kau pagi ini?
aku membuka riwayat percakapan kita pagi ini
dan kutemukan jejak waktu saat kita saling menunggu
saat jiwa kita berburu tubuh di belantara rindu
kalau kau punya waktu, bukalah juga riwayat itu
lihatlah betapa indahnya melihat kita berdua telanjang
melenguh bersahutan di simpang gamang
pagi ini pasti berujung senja
saat melihat matahari dipeluk ufuk
seperti melihat kita takluk ditekuk nasib
sedang apa kau pagi ini?
Bogor,
2013
Sajak Ying
* kepada: Yang
Yang, topeng kata-kata telah belah
jubah kata-kata telah lelah
: aku telanjang dan gila.
Yang, aku lelah berbisik dari balik kelambu
dan ingin berteriak pada dunia
: aku gila dan mau bunuh diri
Yang, kini aku punya alasan untuk bunuh diri
-- seorang gila terbebas dari hukum karena membunuh,
juga ketika membunuh dirinya sendiri --
Yang, kabarkan pada dunia,
telah wafat dengan tenang
: seorang gila yang jatuh cinta
wasiatku juga wasiat orang gila:
makamkan aku di halaman rumahmu, Yang.
agar tiap hari kamu bisa menyiram pusara dengan kopi seduhanmu
panggillah para penyair untuk berdoa dengan puisi mereka
: tentang cinta yang merdeka.
Yang, aku tak sungguh-sungguh gila dan mau bunuh diri
tapi aku sungguh-sungguh jatuh cinta padamu,
: dan karenanya aku agak gila akhir-akhir ini.
Serpong, 2010.
Yang, topeng kata-kata telah belah
jubah kata-kata telah lelah
: aku telanjang dan gila.
Yang, aku lelah berbisik dari balik kelambu
dan ingin berteriak pada dunia
: aku gila dan mau bunuh diri
Yang, kini aku punya alasan untuk bunuh diri
-- seorang gila terbebas dari hukum karena membunuh,
juga ketika membunuh dirinya sendiri --
Yang, kabarkan pada dunia,
telah wafat dengan tenang
: seorang gila yang jatuh cinta
wasiatku juga wasiat orang gila:
makamkan aku di halaman rumahmu, Yang.
agar tiap hari kamu bisa menyiram pusara dengan kopi seduhanmu
panggillah para penyair untuk berdoa dengan puisi mereka
: tentang cinta yang merdeka.
Yang, aku tak sungguh-sungguh gila dan mau bunuh diri
tapi aku sungguh-sungguh jatuh cinta padamu,
: dan karenanya aku agak gila akhir-akhir ini.
Serpong, 2010.
Lenguh Lelah Kita
Aku lelah, katamu. Kataku, aku juga.
Kita tak bisa terus sembunyi dalam selimut, katamu.
Kataku, aku juga tak bisa terus sembunyi dalam puisi.
Lalu kita bercinta lagi.
Melanjutkan lenguh,
Melupakan lelah.
Bogor, Mei 2013.
Langganan:
Postingan (Atom)